Tingkatkan Kualitas Pengabdian, MSAA UIN Malang Gelar Workshop Pengembangan Sumber Daya Musyrif-Musyrifah Masa Jihad 2023-2024

On 27/07/2023 by Kholil Rohman

MSAA Pos – Selalu ada yang berbeda dalam Pengembangan Sumber Daya Musyrif/ah (PSDM) di setiap tahunnya. Pada tahun ini, kegiatan PSDM mengangkat tema “Pemantapan Orientasi Sistem Pendidikan Mahad dan Peningkatan Kinerja Pengabdian Musyrif-Musyrifah”. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari (25-26 Juli) yang bertempat di Aula Rektorat lantai 5. Tak kurang dari 300 musyrif/ah, santri GTA-BTQ, dan takmir yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Seluruh musyrif/ah yang mengikuti PSDM tersebar di beberapa mabna putra dan putri. Adapun mabna putra terdiri dari mabna Al-Faraby, mabna Ibnu Khaldun, mabna Al-Muhasibi, mabna Ibnu Sina, mabna Ibnu Rusyd, mabna Al-Gazali. Sedangkan mabna putri meliputi mabna Ummu Salamah (USA), mabna Asma’ Binti Abi Bakar (ABA), mabna Fatimah Az-zahra (FAZA), dan mabna Khadijah Al-Kubro (KD). Tak lupa juga mabna Ar-Razi, mabna kampus 3 yang masing-masing mempunyai musyrif/ah sendiri.

Acara yang diketuai oleh Abdul Fattah, Lc. M.THi berjalan lancar dan kondusif. Dalam sambutannya, pengasuh mabna Ar-Razi tersebut melaporkan perihal kegiatan PSDM dan menyampaikan harapan atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Peserta PSDM yang mengikuti kegiatan pada kesempatan kali ini kurang lebih 322 orang meliputi musyrif/ah, santri BTQ & GTA, dan tak lupa pula takmir. Mereka tersebar di 16 tempat yang ada di kampus 1, kampus 2, dan kampus 3. Selain pemberian materi, kegiatan ini nantinya akan menghasilkan sebuah draft bersisi diskusi pada forum FGD yang akan ditindaklanjuti oleh pimpinan,” tuturnya.

Seluruh peserta dari berbagai mabna tampak sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara PSDM. Dan, tentunya Dr. KH. Badruddin Mohammad, M.HI atau yang lebih akrab disapa Buya Badruddin selaku mudir Mahad juga memberikan arahan dan penjelasan tentang eksistensi mahad di kampus kepada seluruh audien.

“Jadi Mahad ini adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT). Artinya bahwa UPT ini adalah ujung tombak kegiatan-kegiatan penting dalam memberikan pengetahuan keagamaan bagi mahasantri. Atau bisa juga disebut matrikulasi keagamaan bagi maba dilakukan di mahad ini,” jelas Buya.

“Tidak hanya fokus pada penjurusan, seluruh mahasiswa baru juga harus menyandang gelar sebagai sarjana muslim. Dengan adanya Mahad ini, tentunya dapat kita antarkan memiliki standar yang sudah distandarkan untuk baca tulis al-qur’an, dan dikembangkan di fakultas atau jurusan masing-masing,” tambahnya.

Tidak hanya mudir Mahad, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. juga ikut hadir dan memberikan sambutan dalam acara PSDM tahun ini. Hal ini menunjukkan kepedulian dan perhatian pimpinan kampus terhadap Mahad, khususnya musyrif/ah masa jihad 2023-2024.

“Kalian semua ini, para musyrif/ah diterma melalui seleksi yang ketat. Sehingga dapat dipastikan bahwa musyrif/ah memiliki kualifikasi yang mumpuni dalam melakukan proses pendampingan mahasantri. Melalui pengabdian di Mahad ini, besar kemungkian kalian menjadi pemimpin di masa depan. Hal ini dikarenakan Mahad adalah tempat teman-teman belajar membina dan memimpin mahasantri,” jelasnya.

“Tentunya, setiap kampus berlomba-lomba untuk terus menjadi lebih baik. Dan di kampus ini, perlu diketahui bahwa ada tiga pembeda kampus kita dengan kampus lain. Pertama, adanya Mahad Sunan Ampel al-Aly atau yang biasa disingkat MSAA. Kedua, terdapat pusat bahasa asing, dan terakhir yaitu Bait Tahfidz Qur’an. Semua itu harus kita banggakan dan kembangkan agar terus menjadi lebih baik,” tandas Rektor.

Setelah acara seremonial selesai dengan dibacakannya doa oleh Dr. H. Syuhadak, MA, dilanjut dengan penjelasan materi ketakliman oleh para Kepala Bidang (Kabid). Bidang taklim afkar disampaikan oleh Dr. H. Syuhadak, MA, bidang taklim Al-Qur’an oleh Muhammad Hasyim, MA. Sedangkan materi protokoler kesehatan Mahad disampaikan oleh dr. H. Christyaji Indramojo, Sp. EM.

Setelah sesi istirahat sholat makan (ISHOMA) selesai, dilanjut materi bidang keamanan yang disampaikan Yai Abdul Fattah, Lc. M.THi, materi standar pemeliharaan sarpras dan pembinaan budaya bersih oleh Dr. Hj. Sulalah, M.Ag, dan materi bidang kesantrian dijelaskan Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.A, sedangkan materi sistem penilaian dan perekapan nilai disampaikan oleh Ahmad Subeh, S. Kom.

Di antara banyak materi yang disampaikan di atas, tentunya terdapat penampilan dari beberapa mabna yang sudah ditentukan sebelumnya. Juga ada gema jargon ma’haduna, MSAA, dan musyrif/ah untuk kembali memantik semangat seluruh musyrif/ah.

Di hari kedua pada rabu (26) kemarin, seluruh musyrif/ah diberikan materi tentang tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) Musyrif/ah di masa pengabdian nanti. Hal ini menjadi sangat penting sebagai landasan kerja mereka nantinya. Mulai dari yang berhubungan dengan ranah akademik, non akademik, maupun pendampingan mahasantri yang menjadi tugas utama musyrif/ah.

Selain itu, juga dijelaskan perihal program kebahasaan di waktu yang sama. Dua materi tersebut disampaikan dengan begitu gamblang oleh Yai Gufron Hambali, S.Ag, M.HI. Pada sesi tersebut, beliau banyak menyampaikan bagaimana peran musyrif/ah yang sangat berat.

“Adanya kalian di Mahad ini bertugas menjadi uswah hasanah bagi mahasantri. Baik dalam ibadah, muamalah, ataupun yang lain. Dan, yang lebih sulit lagi adalah proses pendampingan mahasantri yang kalian lakukan selama 24 jam,” ujar Yai Gufron.

“Selain mendampingi mahasantri dan menjadi uswah hasanah. Musyrif/ah sudah pasti adalah orang-orang pilihan dengan kualifikasi yang mumpuni dengan beragam tes yang telah dilalui. Semua itu demi mensukseskan tupoksi utama musyrif/ah yakni al-khidmah fil khoir (mengabdi dalam kebaikan). Baik dalam kecil ataupun besar,” tambah beliau.

Setelah itu, dilaksanakan sesi serah terima jabatan (Sertijab) Unit Pengembangan Kreativitas Mahasantri (UPKM). Mulai dari UPKM Halaqoh Ilmiah (HI), El-Ma’rifah (EM), dan Jam’iyyah Dakwah Wa Al Fann Al Islamy (JDFI). Kemudian dilanjut pembagian Surat Keputusan (SK) murabbi/ah yang disusul dengan sesi pelantikan seluruh musyrif/ah melalui simbolis tangan kontrak oleh perwakilan musyrif-musyrifah. Untuk putra diwakili oleh Esa Faiz Arridha dari mabna Al-Muhasibi, dan yang putri diwakili oleh Fina Alisa Qotrunnada dari BTQ. Seluruh musyrif/ah juga membaca ikrar yang dipandu oleh Drs. H. Chamzawi, M.HI. Tak lupa pula terdapat yang kemudian disusul pemberian Surat Tugas (ST) musyrif/ah oleh murabbi mabna masing-masing. Pastinya, seluruh rangkaian acara tersebut diikuti dengan begitu khidmat oleh seluruh civitas akademik mahad.

Di sesi akhir, Buya Badruddin selaku mudir memberikan amanat berupa arahan terhadap seluruh musyrif/ah dalam masa pengabdian nanti. Sampai pada sebuah pantun yang berbunyi “Burung gelatik burung gereja, habis dilantik mari langsung kerja”. Spontan, pantun tersebut disambuh gemuruh tepuk tangan seluruh musyrif/ah. Setelah itu, setiap mabna dipersilahkan untuk melakukan foto bersama di panggung utama.

Tentang penulis:

Kholil Rohman – Penulis adalah pegiat literasi yang berasal dari Kota Sumenep. Tulisannya dimuat di berbagai media. Saat ini bermukim di Kota Malang dan menjadi Murabbi di Ma’had Sunan Ampel al-Aly (MSAA) UIN Malang.

Leave a Reply