Membumikan Kitab Kuning Di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

On 09/04/2019 by admin

UPKM Halaqah Ilmiah (HI) kembali mengadakan acara workshop dan seminar pada hari Sabtu (6/4) kemarin. Satu bulan yang lalu, UPKM HI juga pernah mengadakan acara workshop dan seminar yang bertempat di Gdg C, yaitu workshop Kuliah Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah (KPKTI). Namun workshop dan seminar kali ini berbeda daripada sebelumnya. Hal ini karena workshop dan seminar kali ini, pengusurus UPKM HI ingin menambah wawasan skill di bidang membaca, khususnya membaca kitab kuning. Sedangkan workshop dan seminar sebulan lalu lebih banyak fokus pada pengembangan skill di bidang tulis-menulis.

“Menulis itu adalah skill. Dan skill menulis itu tidak akan hadir tanpa membaca. Maka dari itu, kita membuat kegiatan ini agar para peserta juga mempuyai skill dalam membaca baik membaca kitab kuning atau kitab yang gak kuning (buku umum), hahaha”, ungkap Nano, selaku salah satu panitia kegiatan.

Workshop dan seminar ini bertempat di Masjid Ulul Albab UIN Maliki Malang dengan menghadirkan pemateri handal di bidangnya masing-masing. Di antaranya ialah Dr. Muhammad Lc, M.Th.I dan Tamim Mulloh M.Pd.

Menurut Moh. Nashrul Ulum, selaku ketua pelaksana acara, kegiatan workshop ini bertujuan meningkatkan minat para mahasasiwa dalam melestarikan membaca kitab kuning. Mengingat tradisi membaca kitab kuning di tingkat perguruan tinggi masih sangat minim. “UIN Malang adalah satu-satunya universitas di Indonesia yang mempunyai Ma’had (pesantren). Karenanya, sebagai mahasiswa UIN kita harus bisa dan mulai mentradisikan membaca kitab kuning. Malu kiranya kalau mahasiswa UIN Malang nggak bisa baca kitab kuning”, ujar Ulum dalam sambutannya dengan penuh semangat.

Hal tersebut juga senada dengan yang disampaikan oleh pemateri pertama, yaitu Dr. Muhammad. Beliau menyampaikan bahwasanya salah satu syarat untuk diakui sebagai mahasiswa UIN sejati minimal harus bisa membaca Al Quran dan kitab kuning. “Mahasiswa UIN gak bisa baca kitab kuning sama Al Quran, yo malu toh, rek”, pungkasnya sambil tersenyum.

Kegiatan yang bertajuk Membumikan Kitab Kuning ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama ialah sesi workshop yang diisi oleh Dr. Muhammad, Lc. M.Th.I dengan materi berjudul Cara Cepat Membaca Kitab Kuning. Dalam materinya beliau menyampaikan, skill membaca dan memahami kitab kuning bukanlah hal yang mudah yang didapat secara instan. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa membacanya. “Untuk mampu membaca kitab kuning, kalian butuh waktu yang lama. Tidak ada ceritanya orang bisa membaca kitab gara-gara ikut workshop yang cuma dilaksanakan sekitar satu hari saja. Semua butuh proses dan pengorbanan. Orang-orang yang bisa membaca kitab, karena mereka terbiasa membaca. Kalian bisa karena terbiasa.”ujar dosen alumni Universitas Al Azhar Mesir ini.

Sesi kedua ialah sesi seminar yang langsung diisi oleh Ust. Tamim Mulloh, M.Pd. Pria yang dikenal dengan panggilan ustadz cinta ini menyampaikan materi berjudul Kupas Tuntas Kitab Kado Pernikahan Qurrah al ‘Uyun. Gaya penyampaian Ust. Tamim, sapaan akrabnya, yang santai namun penuh semangat disambut dengan sangat antusias oleh para peserta yang hadir. Tak hayal banyak peserta yang bersemangat mendengarkan materi yang dibawakan oleh Ust, Tamim. Apalagi materi yang disampaikan bersumber dari kitab yang cukup fenomenal di kalangan para mahasiswa UIN, yaitu kitab Qurrah al ‘Uyun yang berisi tentang kajian etika hubungan intim suami-istri.

Dalam materinya, beliau menyampaikan kepada yang hadir bahwa yang terpenting di antara suami-istri ialah sejauh mana mereka bisa menjaga hubungannya sampai akhirat nanti. “Hubungan suami istri tidak hanya yang berkonotasi pada urusan ranjang saja (baca: jima’), yang lebih penting dari itu ialah mereka bisa saling memahami, mengerti, dan mendukung satu sama lain,” kata Ust. Tamim yang disambut tepuk tangan meriah oleh para hadirin.

Kegiatan workshop dan seminar ini dimulai dari pukul 07.00 s.d 12.30 WIB. Tidak kurang dari 500 peserta yang hadir pada kegiatan ini. Di akhir-akhir, kegiatan workshop dan seminar ditutup dengan sesi foto bersama dan pemberian sertifikat serta konsumsi kepada para peserta. /DanShaf/

Leave a Reply