El- Ma’rifah – Ratusan mahasantri Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memadati masjid At-Tarbiyah untuk melaksanakan Shalat Gerhana Matahari pada Rabu (09/03). Demi merasakan pengalaman pertama dan mungkin yang terakhir, para jama’ah sudah mulai terlihat sejak pukul 06.30 WIB. Dilaksanakannya sholat gerhana matahari ini dipimpin oleh Drs. KH. Chamzawi, M.HI dan Ustadz Dr. H. Akhmad Muzakki, MA sebagai Khotib.
Salah seorang mahasantri yang melaksanakan sholat gerhana matahari di masjid At-Tarbiyah mengatakan pelaksanaan sholat gerhana matahari sebagi bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas fenomena alam yang sangat langka ini. “Ini adalah momentum untuk lebih bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah, karena ini adalah peristiwa alam yang sangat langka, dan belum tentu seumur hidup kita bisa merasakan fenomena alam seperti ini.”
Walaupun gerhana matahari yang terjadi di daerah Malang merupakan gerhana matahari sebagian, hal ini tidak meyurutkan semangat para jama’ah untuk melakukan sholat gerhana matahari. Hal ini terlihat dari padatnya masjid At-Tarbiyah. Karena sholat gerhana matahari yang dilakukan di masjid At-Tarbiyah tidak hanya diikuti oleh penghuni ma’had, tetapi juga diikuti puluhan jamaah dari luar Ma’had, seperti para mahasiswa yang bertempat tinggal di sekitar Masjid At-Tarbiyah.
Sebelum sholat dimulai, dibacakan data hasil riset dari pengurus Nadlatul Ulama jawa Timur mengenai terjadinya Gerhana Matahari ini. Daerah Jawa Timur yang akan dilewati gerhana Matahari sebagian diantaranya: Madura, Surabaya, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Bojonegoro dan beberapa kota lainnya. Sedangkan untuk daerah Malang sendiri akan terjadi Gerhana Matahari sebagian dengan prosentase 87,3 % sekitar pukul 06.24 WIB sampai 08.38 WIB berlangsung sekitar 2 jam 14 menit.
Setelah dijelaskannya data riset tersebut, KH. Chamzawi, M.HI menambahkan cerita mengenai terjadinya gerhana matahari pada zaman Rosulullah SAW, dimana pada masa itu terjadi setelah meninggalnya anak beliau yang bernama Ibrahim. Masyarakat pada masa itu mengatakan bahwa mataharipun ikut bersedih mendengar meninggalnya Ibrahim disaat itu pula Rasulullah SAW benjawab “..Sesungguhnya matahari dan Bulan terjadi bukan karena meninggalnya seseorang atau hidupnya seseorang melainkan keduanya itu hanya bagian kecil dari kebesaranNya apabila kalian mendapatinya maka bersholatlah..”
Gerhana matahari yang terjadi karena bumi, bulan dan matahari berada pada satu garis edar yang lurus. Ini merupakan peringatan bagi umat manusia mengenai keagungan sang pencipta. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai universitas yang mengintegrasikan ilmu agama dan sains pun menanggapi fenomena ini dengan sebaik-baiknya. Mengamalkan sholat sunah muakadnya sholat gerhana matahari sebagai salah satu wujud syukur, semata-mata bukan bersujud pada matahari dan bulannya melainkan kepada pencipta Matahari dan Bulan, pencipta siang dan malam, pencipta alam semesta ini yang Maha Agung Allah SWT. (mir/nad)
Tinggalkan Komentar