Labbaikallohumma Labbaik…
Labbaikalla Syarikalakalab baik…
Innalhamda wanni’mata…
Laka walmulk laa syarikkalika..
Alunan talbiyah menggema dari bibir Mahasantri di Pusat Ma’had Al-Jami’ah. Sontak Kampus UIN Malang serentak memutih oleh 3000 mahasantri yang akan mengikuti Manasik Haji. Kegiatan ini merupakan even rutin Ma’had setiap bulan Haji atau Dzulhijjah.
Setelah sebelumnya melalui serangkaian simulasi dan bimbingan, Pagi ini Sabtu, (27/08) Mahasantri digiring untuk bersama menelusuri sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sekaligus merasakan perjuangan jama’ah haji yang saat ini sedang menunaikan rukun islam di tanah Haram. Mereka mengenakan kain ihram putih bagi putra dan mukena putih bagi putri. Meski di tengah terik matahari yang mulai memanas tetapi tak menyurut langkahnya tuk menyemaramakkan acara yang juga dilombakan ini.
Diawali pembukaan di Lapangan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang oleh Rektor UIN, Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si. Dalam hal ini beliau menyampaikan bahwa manasik haji ini bagian integral dari kemajuan kampus dan ma’had yang ingin menuju World Class University dengan menjunjung nilai-nilai keislaman. Kemudian dilanjutkan sambutan Mudir Ma’had Dr. KH. Isroqunnajah, M.Ag dan akhirnya setelah pelepasan balon dan alunan sirine maka dimulailah manasik haji yang ditutup dengan doa oleh KH. Chamzawi, M.HI dan diikuti mahasantri dari berbagai penjuru tanah air dan beberapa negara yang terhimpun dalam 9 mabna (Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al-Farabi, Fatimah Az-Zahra, Ummu Salamah, Khadijah Al-Kubra, dan Asma’ binti Abi Bakar).
Manasik Haji ini menggunakan haji tamattu’ yang mana melaksanakan umroh terlebih dulu kemudian haji. Selanjutnya setiap rombongan yang berjumlah 30-50 yang dipimpin oleh Karom (ketua rombongan) dari mahasantri sendiri berjalan menuju Pintu Makkah dan memasuki areal Masjidil Haram yang disini adalah Lapangan UIN Maliki. Sambil menunggu antrean thawaf mereka membaca doa masuk Kota Makkah dan do’a melihat kakbah. Kemudian thawaf atau memutari kakbah.
Dilanjutkan dengan Sai’ atau mengelilingi Bukit Shofa dan Marwah di depan gedung B. Ketika melewati pilar hijau mahasantri berlari-lari kecil. Hal ini mengingatkan ketika Siti Hajar, Ibunda Nabi Ismail berlari kebingungan untuk mencarikan air bagi putranya yang menangis kehausan. Putaran ini hanya 3 kali saja dan kemudian meneruskan perjalanan untuk tahallul atau memotong sebagian rambut.
Sesampai di depan Gedung Microteaching mereka berniat Haji yang dipimpin oleh Karom (Ketua Rombongan –red). Dilanjutkan dengan berjalan menuju Bukit Arafah sambil tak hentinya melantunkan talbiyah. Setiap kelompok di masing-masing mabna yang berjumlah 6-8 rombongan ini memilki nama masing-masing yang diambilkan dari nama-nama sahabat tokoh-tokoh islam, negara-negara dunia, pengasuh ma’had, dan lain-lain.
Sebelum masuk Arafah, mereka membaca doa masuk Arafah dan secara bergiliran memasuki Jabal Rahmah yang dalam hal ini adalah parkiran gedung perkuliahan B. Kemudian duduk bersama untuk mendengarkan dengan seksama khutbah Arafah yang disampaikan oleh Murabbi atau Muallim Ma’had.
Kemudianmereka diarahkan menuju Mina dan Muzdalifah, disini mereka tidak mabit atau bermalam sebagaimana haji sesungguhnya yang dilaksanakan pada hari Tasyriq atau 11, 12, 13 Dzulhijjah ini. Disini mereka berjalan dan mengambil 9 butir jagung sebagai pengganti kerikil untuk melempar jumroh. Selanjutnya secara bergantian mereka melempar jumroh Ula, Wustho, Aqobah di depan Gedung Sport Center dengan 3 lemparan di masing jamarot. Hal ini kembali mengingatkan kepada kisah Nabi Ibrahim AS yang melempari setan karena menghalanginya untuk perintah Allah, yakni menyembelih Nabi Ismail AS yang oleh-Nya digantikan dengan kambing. Saat ini kita mengenalnya dengan ibadah kurban.
Setelah membaca doa setelah melempar jumroh dan meminum air zam-zam di depan Gedung H. Muhammad Soeharto ini mengucapkan doa. Dan selesailah rangkaian manasik Haji MSAA 2014 ini. Semoga manasik haji sebagai modal dan semangat bagi mahasantri ketika mereka memenuhi panggilan-Nya menuju idaman setiap muslim, Baitullah. Teriring doa, “Sekarang di UIN, Esok di Haramain”, Amin… (Am/sy)
Selasa, 30 September 2014
Tinggalkan Komentar