Ada Kabayan di Mabna Fatimah Az-Zahrah

On 22/09/2014 by admin

EL-Ma’rifah – Mabna yang dikenal dengan sebutan FAZA (singkatan dari “Fatimah Az-Zahra”) ini menyulap aula utama mabna menjadi nampak seperti pemandangan desa nan asri, terlihat background dengan replika gubuk yang megah, pepohonan rindang yang hijau dan subur serta di setting dengan pemandangan bintang yang bersinar di sudut aula. Tak lupa pula penjaga desa yang ganteng yang membawa suling nya, si Kabayan. Itulah tema pembukaan kegiatan eksma di mabna Fatimah Az-Zahra. Musyrifah FAZA berhasil menyulap mabnanya menjadi pedesaan yang indah,

pemandangan ini ternyata menarik semangat para mahasantri karena pukul 20.15 para mahasantri sudah duduk rapi di aula meskipun acara belum dimulai. Mereka dengan mengenakan dress code tempoe doeoloe yaitu batik serta jilbab hitam meramaikan acara ini. Yang membuat acara ini lebih meria karena mahasantri dari setiap lantai mepunyai jargon unggulan untuk menunjukkan bahwa mereka itu kompak. Acara ini special mengundang seluruh murobbi/ah dan co/ah mabna sehingga suasana acara semakin ramai. Sayangnya, pengasuh mabna tidak bisa hadir sehingga tidak menyaksikan betapa kreatifnya musyrifah-musryrifah FAZA.

“Semoga kegiatan ini adalah awal dari kesuksesan mabna Fatimah Az-Zahra” tutur murobbiyah Fatimah Az-Zahra Ustadzah Muhimmatul Ifadah yang akrab dipanggil bunda oleh Musyrifah Fatimah Az- Zahra. Tidak hanya murobbiyah dan musrifah yang puas dan gembira dengan suksesnya acar ini, tetapi juga seluruh mahasantri mabna Fatimah Az- Zahra karena kegiatan ini dipersembahkan untuk seluruh mahasantri Fatimah Az-Zahra.

Acara ini dimeriahkan oleh penampilan dari masing- masing Ekstra Mabna, seperti Banjari yang live ditampilkan di pra acara.  Selain itu juga ada Girl Band yang menghipnotis seluruh mahasantri dan menbuat mereka ikut manyanyi bersama ketika girl band tampil. Persembahan special pada acara ini adalah musikalisasi puisi yang nyastra banget yang di tampilkan oleh 2 musyrifah Faza yang sangat berbakat dibidangnya.

Persembahan tari tradisional dan juga tari modern sebagai closing dari acara tersebut juga mendapat sambutan yang meriah dari para penonton. Tradisi jawa benar- benar terasa karena kostum yang dipakai oleh Musyrifahnya bernuansakan gadis desa tidak ketinggalan juga bahasa jawa juga digunakan oleh MC untuk membawakan acara. Tentunya kesuksesan agenda perdana ini tidak lepas dari peran seluruh mahasantri yang menyambut acara ini dengan suka cita. (Is/Zaq)

Leave a Reply