MSAA IDOL, Ajang Cari Bakat ala Al-Faraby

On 01/04/2014 by admin
28/03/2013 Untuk kesekian kalinya, Ma’had Sunan Ampel Al-Ali (MSAA) dibuat ramai dengan event-event menariknya. Setelah WECHAT sukses dihelat oleh mabna Fatimah Az-Zahra dan TWITTER oleh Khadijah Al-Kubra, kali ini giliran mabna Al-Faraby dengan ajang pencarian bakatnya di bidang tarik suara. MSAA Idol yang menjadi acara andalan mabna ujung utara MSAA ini dilaksanakan tanggal 28 Maret hingga 4 April 2014 mendatang.
Kali ini Al-Faraby tidak tanggung-tanggung dalam menghelat acara akbarnya, MSAA Idol. Terbukti acara ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasantri MSAA saja, namun diperluas untuk seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim. Hampir di setiap lokasi strategis di lingkungan kampus UIN MALIKI dapat ditemukan pamflet dan baliho MSAA Idol. Stand pendaftaran yang sering dijubeli para peminatnya pun juga ada dimana-mana. Ajang pencarian bakat ala Al-Faraby yang dikemas dalam MSAA Idol ini. memiliki teknis pelaksanaan tidak jauh beda dengan Indonesian Idol. Dan hal ini rupanya memiliki daya tarik yang begitu tinggi di kalangan civitas akademika UIN Maliki secara umum dan MSAA secara khusus. Terbukti, jumlah pendaftar MSAA Idol satu hari sebelum pendaftaran ditutup, mencapai 70 peserta lebih.
Ditanya mengenai kesiapannya sendiri dalam menghelat acara akbarnya tersebut, Budi Prasetyo, Co. Mabna Al-Faraby saat ditemui redaksi mengungkapkan, “kita sudah melakukan koordinasi dengan yang lainnya dan akhirnya menghasilkan keputusan untuk melaksanakan acara ini dalam bentuk singing competition. Termasuk pula menjaring kerjasama dengan sponsor kami. Kami sudah mempersiapkan acara ini sejak awal, termasuk pada hari pertama pendaftaran kemarin. Dan pada tanggal 28 hari Jum’at nanti, kita akan melaksanakan audisi seharian full.”
Acara yang juga didukung oleh Health Wealth Internasional ini diselenggarakan dengan harapan untuk melahirkan mahasantri yang memiliki bakat dalam bidang tarik suara, sehingga nantinya, mahasantri MSAA tidak hanya bisa mengaji Al-Qur’an atau kitab kuning, tapi juga bisa menunjukkan talentanya dalam bidang seni. Senada dengan yang Budi Prasetyo ungkapkan, “jadi kita akan membuktikan bahwa MSAA bukan hanya sebagai tempat mengaji, tetapi juga sebagai tempat untuk mengembangkan bakat para mahasantrinya,” ujarnya.(liv/zaq)

Leave a Reply