Pemilihan anggota Organisasi Mahasantri Intra Mabna Ummu Salamah atau lebih dikenal dengan istilah OMIMUSA masa jihad 2011/2012 ini, kini berlangsung lebih demokratis (1/3). Proses pemilihannya tidak berdasarkan pandangan subjektif musyrifah semata.
Pada pemilihan anggota OMIMUSA periode ini, jajaran musyrifah mabna Ummu Salamah menyepakati sistem demokrasi sebagai cara terampuh. Menentukan siapa yang berhak menduduki jabatan sebagai ketua umum OMIMUSA.
Acara yang bertajuk Dialog 5 Besar Calon Presiden OMIMUSA ini dikemas dengan cukup sederhana namun formal. Hal ini terinspirasi dari sistem demokrasi yang di jalankan oleh pemerintahan Indonesia. Suara setiap warga mabna Ummu Salamah menjadi penentu kedudukan dalam organisasi ini. Bahkan, para tamu undangan yang terdiri dari kordinator dan murabbi/ah se-MSAA juga memberi pengaruh terhadap pemilihan presiden OMIMUSA.
Para anggota OMIMUSA yang terpilih tersebut tidak serta merta lolos. Mereka diwajibkan mengikuti beberapa tes lagi.
“ Setelah melalui ujian tulis dan ujian interview, para anggota yang berasal dari mahasantri USA ini diseleksi kembali melalui pendekatan pendampingan, keaktifan kegiatan serta kontribusi riil selama menjadi mahasantri USA,” ujar Hanik Saidatul Munawwaroh, ketua panitia.
Usai beberapa tahapan pemilihan tersebut, akhirnya terpilih lah 30 mahasantri yang akan membantu kinerja musyrifah dalam menjalankan program kerja mabna maupun mahad. Strukturnya pun tetap mengikuti garis kordinatif keisyrofan di mabna USA. (rhie)
Tinggalkan Komentar