El-Ma’rifah-Khotmil quran adalah agenda rutinan Ma’had Sunan Ampel Al-Ali UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang dilaksanakan setiap akhir bulan. Hanya saja, pada akhir bulan april ini, acara khotmil quran ini terlihat ada yang berbeda dan cenderung lebih istimewa. Pasalnya, istri salah seorang mantan presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid, menghadiri acara rutinan kampus hijau ini. Beliau hadir di kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebenarnya dalam rangka meresmikan gedung perpustakaan pusat yang bernama gedung Abdurrahman Wahid.
Dalam rangkaian acara khotmil quran yang ditangani langsung oleh Mudir Mahad, H. Isroqunnajah tersebut diawali dengan pembacaan ayat suci al Quran yang di pimpin oleh KH. Chamzawi. Selanjutnya diikuti dengan pembacaan tahlil yang dikhususkan untuk almarhum KH. Abdurrahman Wahid hingga pembacaan diba’ dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW.
Rektor UIN Maliki Malang, Dr. Imam Suprayogo dalam sambutannya merasakan kebanggaan yang luar biasa atas kehadiran Ibu Sinta Nuriyah dalam peresmian gedung perpustakaan dan juga acara khotmil quran tersebut. Pimpinan kampus hijau itu juga sempat bercerita bahwa jauh sebelum Gus Dur menjadi presiden, beliau sempat menjadi salah seorang dosen di kampus ini. Namun, karena beliau harus dinas ke Jakarta, sehingga mau tidak mau karir beliau sebagai seorang dosen di kampus kecil ini harus terhenti.
Sambutan dilanjutkan oleh Ibu Sinta Nuriyah. Beliau banyak bercerita tentang perjalanan hidup suaminya, KH. Abdurrahman Wahid yang penuh dengan rintangan dan cobaan tanpa henti. “Gus Dur tidak pernah mencari apa yang namanya pamrih, meskipun ada banyak rintangan beliau selalu teguh pada pendiriannya”. Istri mantan presiden RI ini juga sempat prihatin dengan kehidupan dan keadaan lingkungan sepeninggal Gus Dur. “Ada banyak tindakan anarkis dan tidak ada lagi yang berani membongkar kedok orang yang berlindung dan mengatasnamakan agama dalam setiap tindakannya yang sewenang-wenang” ungkap beliau.
Rasa bangga yang besar dari para civitas akademika UIN Maliki Malang ini terhadap sosok Gus Dur juga ditampakkan oleh salah seorang pimpinan pesantren Sabilur Rosyad (Gasek), KH. Marzuki Mustamar. Beliau menyebutkan bahwa Gus Dur itu cerdas dalam tiga hal yakni cerdas dalam membebaskan orang Islam dan mampu meminimalisir tindakan kristenisasi, yang kedua yakni cerdas dalam mengangani kasus-kasus besar. Yang terakhir yakni kecerdasan Gus Dur dalam mencintai Ibu Sinta. “Beliau itu sangat cerdas dalam mencintai Ibu Sinta, karena beliau tidak pernah menghianati Ibu Sinta walau hanya sedetik” ujar KH. Marzuki Mustamar renyah. (Mn)
Tinggalkan Komentar