MSAA Pos – Tahun akademik 2024-2025 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang akan segera dimulai. Tanda perkuliahan reguler dan kehidupan Ma’had Sunan Ampel al-Aly akan menemui babak baru. Sebelum resmi menjalani kegiatan akademik kampus dan Ma’had, mahasantri baru wajib menyelesaikan proses validasi selama empat hari (12-15) Agustus 2024.
Pelaksanaan validasi terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dari pukul 08.00 sampai 11.30. Sementara sesi kedua dimulai sejak pulul 13.00 sampai 16.00 WIB. Selain di jam tersebut, mahasantri tetap diperbolehkan masuk meski belum divalidasi. Kemudian di besok harinya, mahasantri baru dipersilahkan untuk mengurus proses validasi kampus dan Ma’had sebagaimana yang telah ditentukan.
Adapun petugas Validasi Ma’had terdiri dari unsur Mudir, jajaran pengasuh, staf, murabbi/ah, serta musyrif/ah yang bertugas di masing-masing mabna. Semua civitas Ma’had bekerja keras untun menyambut dan memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh mahasantri baru tahun akademik 2024-2025.
Dimulai dari validasi kampus di gedung A, dilanjutkan validasi Ma’had yang bertempat di mabna masing-masing. Tentu, kegiatan validasi kampus dan Ma’had bertujuan untuk menata dan mengatur penempatan mahasantri, juga menetapkan secara resmi status mereka sebagai mahasiswa dan mahasantri. Sehingga, nantinya mereka terikat dengan beragam sistem dan regulasi yang telah ditetapkan. Baik oleh pihak kampus atau Ma’had.
Lebih jauh lagi, ketua pelaksana kegiatan Validasi Ma’had 2024, Abdul Fattah, Lc, M.THI memaparkan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan rutin validasi Ma’had.
“Validasi yang dilakukan oleh MSAA ini sebagai sarana untuk mensinkronkan data yang diterima oleh panitia penerimaan mahasiswa baru melalui sistem yang ada, dengan data yang yang dibawa oleh mahasiswa,” paparnya.
“Begitu juga perlu diperhatikan tentang barang-barang apa saja yang harus dibawa dan apa saja yang tidak boleh dibawa karena ini juga sedikit banyak akan mempengaruhi proses berjalannya validasi,” tambah pengasuh mabna Ibn Khaldun itu.
Berdasarkan alur, mahasantri membawa berkas yang telah ditentukan untuk menjalani validasi. Baik oleh pihak kampus atau Ma’had. Setah itu ada pemeriksaan barang secara ketat dilaksanakan di masing-masing mabna oleh musyrif/ah. Tujuannya ialah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan lingkungan Ma’had dari segala jenis benda yang berbahaya.
Pastinya, ini adalah momen pertama mereka berada di Ma’had. Tentu, banyak harapan dan doa yang dipanjatkan oleh segenap wali mahasantri demi mengantarkan putra-putri mereka menjadi insan yang bermanfaat. Baik pada agama maupun negara.
Tak luput dari pandangan, banyak momen mengharukan yang terjadi antara mahasantri dan orang tua mereka. Tangis haru perpisahan antara mahasantri dan orang tua mereka mengandung makna yang begitu dalam. Makna tentang perjuangan menuntut ilmu di Ma’had selama satu tahun ke depan. Meski tak mudah, ini adalah tantangan bagi mahasiswa UIN Malang guna menjadi pribadi Ulul Albab sejati.
Di sesi akhir, Abdul Fattah menyampaikan harapannya atas terselenggaranya kegiatan validasi Ma’had tahun akademik 2024-2025.
“Harapan kami dari internal UIN, kedepannya proses validasi ini bisa dikoordinasikan secara komprehensif baik itu dari tingkat universitas sampai tingkat Ma’had begitu juga di koordinasikan dengan pihak-pihak yang terkait seperti pihak Pusat Pengembangan Bisnis yang menyediakan pedagang kaki lima, pihak keamanan yang bertanggungjawab mengamankan kampus dan mengatur lalu lintas, dan juga parkir agar nanti bisa berjalan dengan rapi dan validasi berjalan dengan lancar,” tandasnya.
“Kami dari tim validasi Ma’had mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pimpinan mulai dari Rektor, para Wakil Rektor para Dekan wakil dekan, Mudir Pusat Ma’had al-Jamiah, para Pengasuh, Murabbi dan Murabbiyah hingga musyrif musyrifah yang terlibat dalam proses validasi mahasiswa baru pada tahun 2024 ini. Semoga jerih payahnya pengabdiannya dan juga semua usaha yang dilakukannya dibalas oleh Allah SWT. dengan balasan yang luar biasa,”
Keramaian proses validasi selama empat hari terjadi di banyak titik kampus: lapangan utama, lingkungan masjid At-Tarbiyah dan Masjid Ulul Al-Bab, termasuk sepanjang jalan yang dipadati alat transportasi wali mahasantri.
Khusus tahun ini, mahasantri MSAA UIN Malang mencapai angka 5.800 dari berbagai penjuru Nusantara. Peningkatan kapasitas ini menunjukkan bahwa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang masih tetap eksis dan mendapat perhatian spesial di mata publik.
Di masing-masing mabna, mahasantri disambut dengan senyum hangat musyrif/ah sebagai kakak pendamping selama satu tahun ke depan. Selain divalidasi secara sistem, mahasantri juga mendapat pembekalan lebih lanjut demi kelancaran studi selama selama berada di Ma’had. Mengingat musyrif/ah sudah berpengalaman menjadi mahasantri dan lebih paham bagaimana dinamika kampus.
Selain itu, selama berada di Ma’had, pembinaan mahasantri terus dilakukan secara intens, baik dari sisi spiritual, akademik, maupun keterampilan lainnya yang dibutuhkan. Sehingga, harapannya adalah MSAA mampu melahirkan lulusan menjadi ulama yang intelektual, intelektual yang ulama, sebagaimana jargon yang sering digaungkan di banyak kesempatan.
Hal di atas selaras dengan apa yang diharapkan oleh Mudir MSAA UIN Malang, Dr. Ahmad Izzuddin, M.HI.
“Mahasantri baru saya yakin memiliki tekad dan niat untuk mulai berproses menjadi insan yang Ulul Albab melalui Ijtihad, jihad dan mujahadah,” tandasnya.
Tinggalkan Komentar