MSAA Pos – Eksistensi Ma’had Sunan Ampel Al-Aly (MSAA) UIN Malang sebagai pelopor dari adanya pesantren mahasiswa di dalam perguruan tinggi rupanya masih menjadi sorotan publik. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya lembaga atau pesantren yang melakukan studi banding ke MSAA dari berbagai daerah, salah satunya ialah Pondok Pesantrean Riset Al-Muhtada Semarang.
Bertajuk kegiatan Rihlah Ilmiah, Pondok Pesantrean Riset Al-Muhtada Semarang mengunjungi MSAA pada hari kamis (27). Kunjungan tersebut dalam rangka belajar seputar pengelolaan mahasantri dan Organisasi Mahasantri di Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Bertempat di halaqoh Ma’had lantai 2, kegiatan itu diikuti oleh seluruh staf, murabbi/ah dan Mudir MSAA UIN Malang. Sementara itu, narasumber utama dalam kegiatan Rihlah Ilmiah itu ialah Mudir MSAA, Dr. Ahmad Izzuddin, M.HI.
Acara dipandu langsung dari pihak pesantren Al-Muhtada Malang. Secara singkat, rentetan acara yang berlangsung terdiri dari pembukaan, sambutan, penyampaian materi sekaligus tanya jawab, dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Dari awal sampai akhir, seluruh peserta Rihlah Ilmiah tampak sangat antusias mengikuti jalannya acara.
Sementara itu, Mudir MSAA UIN Malang dalam sambutannya menyampaikan rasa senang sekaligus bagaimana tugas besar dari adanya MSAA UIN Malang.
“Ma’had punya tugas besar untuk mewujudkan dua pilar UIN yang berbunyi kedalaman spiritual dan keagungan akhlak. Tugas utama kita juga termasuk moderasi beragama. Dari itu, turun menjadi banyak program yang diselenggarakan oleh tujuh divisi yang ada. Mulai dari kesantrian, ubudiyah, taklim afkar, taklim Qur’an, bahasa, K3O, dan keamanan,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Mudir juga menjelaskan bagaimana struktur kepengurusan di MSAA UIN Malang secara umum sebagai bagian dari manajemen pengelolaan pesantren mahasiswa.
“Di ma’had ini, ada musyrif/ah sebagai kakak senior yang menjadi pendamping bagi mahasantri. Kemudian ada Murabbi/ah sebagai kepala asrama yang mengawasi kinerja dari musyrif/ah. Termasuk ada dewan pengasuh yang juga terlibat dari kerja program divisi,” tegasnya.
Di acara inti, Mudir sebagai narasumber banyak menjelaskan bagaimana strukrur, program kerja, dan kurikulum pembelajaran yang diterapkan di MSAA UIN Malang. Termasuk bagaimana proses klasifikasi kelas taklim, kitab yang dipakai, sampai pada kehidupan sehari-hari mahasantri MSAA UIN Malang.
Pemaparan materi yang detail tersebut mengundang ketertarikan dan rasa penasaran audien dari pihak Pesantren Al-Muhtada Semarang untuk bertanya. Tak kurang dari empat orang yang bertanya setelah sesi pemaparan materi selesai.
Adapun pertanyaan yang diajukan membahas seputar filosofi Ma’had, bagaimana proses monitoring, sampai pada bagaimana proses evaluasi dilaksanakan. Semua pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Mudir MSAA dengan jelas dan lugas.
Di sesi akhir tanya jawab, Izzuddin menyampaikan harapannya kepada Pesantren Riset Al-Muhtada Semarang untuk tahun-tahun mendatang.
“Kalau bisa tahun depan kita bersepakat untuk melakukan riset kolaborasi antara ma’had UIN dan Pesantren Riset Al-Muhtada Semarang. Tinggal kita cari tema-tema yang menarik untuk dikaji. Karena memang, salah satu yang ingin saya kembangkan adalah kemampuan riset mahasantri,” tandasnya.
Acara ditutup dengan foto bersama dan pemberian kenang-kenangan dari kedua belah pihak.
Tinggalkan Komentar