MSAA Pos – Tak hanya fokus mengaji kitab kuning, Ma’had Sunan Ampel al-Aly (MSAA) UIN Malang juga membuka ruang belajar lintas ranah. Salah satunya melalui bedah buku berjudul mengelola harapan bersama Tatang Muttaqin,PHD pada kamis kemarin (14).
Bertempat di masjid at-tarbiyah (Mastar) UIN Malang, kegiatan bedah buku tersebut diikuti oleh seluruh musyrif/ah. Turut hadir pula Dr. H. Isroqunnajah, M.Ag sebagai wakil rektor 4 bidang pengembangan kelembagaan dan kerjasama, Dr. KH. Badruddin Mohammad, M.HI selaku mudir Ma’had, dan jajaran pengasuh yang lain.
Sebelum memasuki acara inti, Gus Is (sapaan akrab wakil rektor 4) menyampaikan beberapa hal tentang perjalanan dan eksistensi Ma’had dari masa ke masa.
“Adanya Ma’had di kampus ini adalah wujud usaha para pendahulu kita untuk memperjuangkan agama islam di ranah perguruan tinggi. Sehingga, mari dimanfaatkan betul Ma’had ini sebagai ladang mengabdi bagi kita semua,” jelas beliau.
Dimoderatori oleh M. Kholilur Rohman, S.Pd, acara bedah bedah buku berjalan meriah dan penuh antusias. Tatang Muttaqin selaku pemateri menyampaikan materi yang berisi pengalamannya selama kuliah hingga berkiprah di pemerintahan.
Selain itu, Tatang Muttaqin juga menjelaskan bagaimana seharusnya pola pikir dan sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam menggapai harapannya. Baik harapan di bidang akademik, karier, ataupun yang lain.
“Dalam menggapai harapan, harus dimulai dengan SDM yang unggul. SDM yang unggul tercipta dari pola konsumsi yang berkualitas. Ada juga pola pikir positif, budaya baca, serta aksi nyata dalam setiap usaha mewujudkan harapan,” jelas alumni Unpad tahun 97 itu.
Tidak hanya itu, alumni S3 sosiologi di University of Groningen Belanda tahun 2017 itu juga menjelaskan beberapa tokoh dunia yang berhasil menggapai asa. Semua itu tentu untuk memotivasi seluruh musyrif/ah agar semangat menggapai harapan.
Keaktifan seluruh audien tampak dari banyaknya musyrif/ah yang hendak bertanya saat sesi diskusi. Namun mengingat waktu yang relatif singkat, akhirnya pertanyaan hanya diambil secara perwakilan dari kubu laki-laki dan perempuan. Yakni Muhammad Fikri Fadli dari perwakilan takmir dan Syarifah Nabila dari perwakilan Bait Tahfidz Qur’an (BTQ). Kedua penanya itu pun berhak mendapatkan buku gratis mengelola harapan langsung dari penulis.
Di sesi akhir, moderator memberikan closing statement bahwa dalam mengelola harapan, juga perlu diimbangi dengan aksi 3 M yang terdiri dari Mulai dari hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri, dan yang terakhir adalah mulai dari sekarang.
Kemudian acara ditutup dengan doa oleh Buya Badruddin yang disusul dengan sesi foto bersama pimpinan. Acara bedah buku pun selesai pukul 22.00 WIB.
Tinggalkan Komentar