MSAA Pos – Tahun baru, semangat baru. Begitulah kira-kira perasaan yang disemarakkan oleh segenap civitas akademik Ma’had Sunan Ampel al-Aly (MSAA) UIN Malang dalam menyambut tahun baru islam.
Selain membaca doa awal tahun pada hari selasa sore (18) kemarin, MSAA UIN Malang juga menggelar kegiatan pengajian dalam rangka menyambut tahun baru tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada kamis malam (20) kemarin bertempat di masjid At-Tarbiyah atau yang lebih akrab disapa mastar.
Bertemakan “Membangkitkan Semangat Baru dengan Keberkahan Tahun Baru”, KH. Muhammad Hasyim, MA. sebagai pembicara berhasil membawa suasana pengajian menjadi rileks dan santai. Adapun para audien terdiri dari kalangan pengasuh, murabbi/ah, dan seluruh musyrif/ah.
Diawali oleh Alfan Fahrizal, musyrif mabna Ibnu Sina yang bertugas sebagai MC tampak bersemangat membacakan rentetan acara yang akan berlangsung. Tentunya, tak lupa sebelum tim banjari ma’had juga tampil dan menciptakan suasana syahdu saat itu.
Setelah melalui pembacaan salawat, Buya Badruddin sebagai mudir ma’had memberikan sambutan sekaligus pelajaran kepada seluruh audien tentang bagaimana hakikat dan esensi dari peringatan tahun baru hijriyah yang ke 1445.
“Kegiatan ini adalah sebuah tradisi yang juga dilaksanakan oleh seluruh umat islam di negara-negara lain. Kalau ditanya dalilnya apa, ya nggak ada. Tapi bukan berarti kegiatan ini tidak boleh dilakukan. Sebab, kegiatan ini adalah bentuk rasa senang dan syukur kita terhadap pergantian tahun baru islam. Sementara itu, kalender islam dimulai sejak masa kepemimpinan Umar bin Khattab,” tandas Buya
Tak kalah semangat dengan Buya, Kyai Hasyim menjelaskan tema pengajian dengan begitu detail. Beliau juga mengaitkan tema acara dengan eksistensi musyrif/ah yang berposisi sebagai pengabdi di MSAA UIN Malang.
“Kita harus pintar memetik hikmah dari setiap pergantian tahun. Tidak hanya di waktu itu, tapi setiap saat. Kalian semua itu diharapkan menjadi generasi ulul albab yang nantinya akan memperjuangkan kejayaan islam. Musyrif/ah yang lama, semangatnya harus baru. Kita juga mencoba memetik peristiwa hijrah muharram, kemudian disinkronkan dengan jargon kita yang berisikan Ijtihadun, wa jihadun, wa mujahadah, allahu akbar” tegas beliau.
“Musyrif/ah harus berada di garda paling depan sebagaimana meneladani kaum anshor. Seorang yang tangguh saya yakin ada di dalam diri musyrif/ah. Hal ini terbukti dengan adanya khidmah berkali-kali yang kalian tunjukkan. Dan, yang terpenting adalah jangan sampai karena alasan dampingan, prestasinya malah jeblok,” tambah beliau.
Tampak seluruh audien sangat antusias mendengarkan penjelasan dari Kyai Hasyim. Sampai tiba di penghujung acara pada pukul 22.00 WIB. Lali acara berganti pada pawai obor.
Kegiatan pawai obor dilakukan oleh musyrif/ah dan murabbi/ah dengan mengelilingi area UIN sambil membaca salawat. Rute dimulai dari mastar, fakultas humaniora, rektorat, sampai kembali lagi ke mastar.
Tak lupa foto dan yel-yel jargon kebanggaan digaungkan di depan rektorat. Pada sesi tersebut, Buya memimpin ucapan selamat tahun baru islam dan gema jargon kebanggaan MSAA. Jelas, seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan tersebut menunjukkan semangat antusias yang begitu menggebu.
Tentang penulis:
Kholil Rohman – Penulis adalah pegiat literasi yang berasal dari Kota Sumenep. Tulisannya dimuat di berbagai media. Saat ini bermukim di Kota Malang dan menjadi Murabbi di Ma’had Sunan Ampel al-Aly (MSAA) UIN Malang.
Tinggalkan Komentar